Catatan Seorang Korban Kampanye Hitam dari Relawan Non Partai, Kubu Capres Jokowi-JK




Hari ini adalah hari pertama dari serangkaian tiga hari tenang menjelang tanggal 9 Juli 2014. Pada hari Rabu 9 Juli 2014 nanti, seluruh rakyat Indonesia akan memberikan suaranya untuk melakukan Pemilihan Umum Calon Presiden RI masa bakti 2014–2019. Ini untuk ketiga kalinya dalam sejarah negeri kami, kami rakyat, akan memilih secara langsung sang presiden.

Saya tak tahu apa yang akan terjadi di hari-hari tenang yang dimulai hari ini sampai dengan 8 Juli 2014 nanti. Apakah benar-benar akan terjadi ketenangan? Akankah riuh rendah kampanye capres hilang sebentar sebelum hari pencoblosan Rabu, 9 Juli? Ataukah justru di hari-hari tersebut, keadaan akan lebih ramai tapi dalam suasana yang dari luar tampak atau seolah terlihat damai dan tenang? Isu serangan fajar yang berisi adanya rencana penyebaran uang untuk rakyat hingga bisa dibeli suaranya di hari pencoblosan, santer terdengar.

Saya sendiri, saya tak tenang.

5 Juli 2014 pagi, kemarin, itu adalah hari terakhir saya membuka timeline twitter Triomacan2000 yang memiliki nama akun resmi @TM2000Back. Di sana, bau kebencian, hasutan serta dengki demikian kuat, menyengat hidung dan membuat saya tak lagi mampu memiliki energi positif setiap kali selesai melihat isi timeline di akun yang pernah di-suspend langsung oleh twitter pada tanggal 13 Juni tersebut.

Dari cuitan-cuitannya, sangat jelas akun yang mencap dirinya sendiri sebagai “akun intelijen publik” itu, sedang melakukan kampanye hitam terhadap calon presiden dari PIDP, Jokowi. Isu yang digorengnya sekarang: PKI. Komunisme.

Catatan ini ada hubungannya dengan isu tersebut.

Melalui catatan ini, saya ingin memberikan keterangan tentang foto saya yang telah direkayasa sedemikian rupa oleh pihak tak bertanggung jawab dengan cara mengambil foto-foto tanpa ijin, alias dicuri dari wall Facebook saya. Oleh orang tak bertanggungjawab tersebut, foto-foto itu disatukan, diedit, lalu diberi display teks di atasnya dengan kalimat-kalimat mengarahkan serta menuduh, penuh fitnah, dan akhirnya disebarkan dengan sengaja secara viral.

Display teks yang ditulis di atas foto-foto kami yang disatukan, berbunyi :

Inilah alasan kami TIDAK PILIH JOKOWI!!! Karena PKI musuh besar bangsa INDONESIA ada di belakang mereka semua. Mereka sudah pernah MENGKHIANATI bangsa ini tiga kali dan MEMBUNUH para santri termasuk para kiyai bahkan rakyat tak berdosapun jadi korban mereka. Kini mereka mau BANGKIT kembali, NO WAY!!!

Mengetahui tentang hal ini pertamakalinya pada tanggal 31 Mei 2014, dari pesan WhatsApp pacar saya yang tinggal di Jerman, saya merasa geram tapi juga geli. Hari gini isu PKI masih dipakai? Masih laku emangnya? Namun rupanya isu tersebut masih bisa dipakai untuk jualan politik terutama untuk mendulang suara melalui kampanye hitam ke pihak lawan. Hal itu terbukti dengan semakin banyaknya pesan masuk ke saya mempertanyakan apakah itu saya yang menjadi salah satu korban kampanye hitam? Apakah itu saya yang berada dalam foto di Facebook yang kini telah menyebar kemana-mana? Apakah itu saya dan teman-teman saya yang fotonya dipampang oleh sebuah situs online suaranews.com dengan kepala judul tertulis : “Terkuaknya PDIP dan Jokowi Telah Disusupi Paham Komunis”. Adakah mereka meminta ijin? Tahukah kamu?

Dan yang membuat saya sungguh kaget, adalah salah satu postingan dari twitter timeline yang disebar oleh akun triomacan2000 atau @TM2000Back pada tanggal 25 Juni 2014. Tweet post tersebut kini telah di-retweet oleh 2.127 akun!

Inilah dua tautan ke sumber tersebut :

  1. http://www.suaranews.com/2014/06/terkuaknya-pdip-dan-jokowi-telah.html
  2. https://twitter.com/TM2000Back/status/481670703876300800

Inilah foto yang dimaksud:



Saya yang akan membantah, tak usah Pak Jokowi.

Sebagai pemilik foto di mana tiga foto saya dicuri dari wall facebook, saya awalnya memiliki keyakinan bahwa siapapun yang melakukan penyatuan ketiga foto saya tersebut, mungkin hanya memerlukan wajah dan simbol. Mereka atau dia atau siapapun kamu sang pelaku, mungkin hanya memerlukan random face dari seseorang yang kebetulan memenuhi kriteria dengan isu yang ingin diangkat untuk memojokkan Jokowi.

Image dan simbol dalam foto saya, pasti pas betul dengan apa yang mereka cari :

  • Ada vandel jelas-jelas bertuliskan Partai Komunis Indonesia, sebagai simbol untuk pengarahan kebencian.
  • Ada wajah seseorang (dalam hal ini saya), untuk dijadikan kambing hitam tuduhan yang sekaligus juga dengan adanya wajah—mereka bisa menyatakan bahwa ‘ini dia orangnya! kami memiliki bukti gambarnya!’
  • Ada gambar Pak Joko Widodo, sang calon presiden, yang kebetulan saya berfoto di hadapan posternya.

Bila semua image itu disatukan dan kemudian wajah saya dilingkari serta diberi display teks yang mengarahkan, maka KLOP! Dengan mudah rekayasa murahan tentang kami yang ada di foto itu, sebagai komunis di belakang Jokowi, jelas itu akan dengan gampang bisa dijadikan alat untuk mengompori orang yang memang tidak suka pada Pak Jokowi atau bagi mereka yang sangat takut terhadap isu komunisme. Hanya tentu saja mereka yang akan menjadi target penyebaran dari isu ini pastilah orang-orang yang tak mengenal saya sebelumnya. Mereka tak tahu bahwa apa yang tergambar dalam foto serta keterangan teks-nya tersebut adalah hasil dari rekaan yang disengaja dan penuh rekayasa. Isinya dusta semata!

Melalui kronologi di bawah ini, saya akan membantah dusta tersebut, juga display teks atau keterangan gambar yang diletakkan di atas foto kami yang telah disatukan serta telah melalui proses editing tersebut.


KRONOLOGI 

Latar belakang:



Jika anda melihat tulisan dalam tiket penerbangan tersebut, tertulis di sana tanggal di mana saya terbang dari Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng, menuju Changi di Singapura, untuk seterusnya melanjutkan penerbangan ke Frankfurt-Jerman dengan menggunakan pesawat Lufthansa. Saya terbang meninggalkan Jakarta pada tanggal 14 April 2014, dan kembali lagi melalui rute yang sama, menjejakkan kaki lagi di Jakarta pada tanggal 20 Mei 2014.

Meski bukan urusan Anda, tapi jika mau tahu, ada banyak yang saya kerjakan di Jerman, juga di beberapa negara Schengen yang saya lawat. Mengunjungi teman di Paris, memutar film dokumenter “Di Balik Frekuensi” yang saya sutradarai di beberapa tempat dan kampus di Jerman, menghadiri lecture Dalai Lama di Rotterdam, juga menghadiri acara promosi doktor seorang teman di Universitas Leiden, serta melakukan riset kecil di Amsterdam untuk bakal materi dokumenter saya suatu saat kelak.

Inilah yang akan saya ceritakan disini, tentang kunjungan di Amsterdam pada tanggal 13 Mei 2014.

Di Amsterdam saya mendengar tentang adanya PERDOI atau Perhimpunan Dokumentasi Asia yang dikelola oleh seorang eksil. Sebagai pembuat film dokumenter yang jarang-jarang bepergian di Eropa kecuali bila ada festival film, tentunya kesempatan ini tak saya sia-siakan. Berbekal nasi goreng dan lauk bebek dari restoran Asian Kitchen, bersama pacar saya dan dua orang teman lainnya kami pun berjanji untuk makan malam. Di apartemen kecil sekitar daerah Westlandgracht di Amsterdam, saya pun akhirnya bertemu dan dikenalkan pada sang http://www.thejakartapost.com/news/2006/04/26/recordkeeper-exiled-and-forgotten.html” font=”” href=”https://www.blogger.com/%3Ca%20href=” https:=”” http://www.blogger.com=””>eksil tua asal Laweyan, Solo, yang profilnya telah saya baca terlebih dahulu di harian The Jakarta Post .

Beliau bernama Sarmadji, tetapi telah mengubah namanya menjadi Wardjo, kependekan dari Waras (sehat) dan Bedjo (beruntung). Bung Wardjo adalah seorang kelayapan. Orang Indonesia yang tak bisa pulang karena kondisi politik Indonesia pasca peristiwa G30S (selanjutnya mari kita sebut peristiwa ini dengan “Peristiwa 65”) . Beliau anggota Pemuda Rakyat, tetapi ia sendiri bukan anggota PKI. Saat “Peristiwa 65″ itu terjadi, beliau sedang berada di Tiongkok, setelah sebelumnya dikirim tugas belajar oleh Pemerintah Soekarno. Ketika dipaksa untuk mengakui Pemerintahan Soeharto yang telah mengambil alih kuasa Soekarno, beliau menolak karena ia setia pada Soekarno. Paspor-nya lalu dicabut dan ia tak diakui lagi sebagai warga negara Indonesia, hanya karena ia bersetia kepada Pemerintahan Soekarno. Bung Wardjo adalah satu dari ribuan eksil yang juga mengalami hal serupa: Menolak untuk mengakui keabsahan pemerintahan Soeharto. Selama puluhan tahun mereka berkelana di muka Bumi ini (kecuali di Indonesia, tanah air mereka sendiri, tentunya) mencari keadilan, namun tak jua muncul. “Kaum kelayapan,” demikian ujar Gus Dur yang saat menjadi Presiden, mengundang kembali orang-orang seperti Bung Wardjo ini untuk kembali memperoleh kewarganegaraan RI lagi, melalui mekanisme Instruksi Presiden No. 1 tahun 2000.

Peristiwa 65 adalah peristiwa yang penuh samar, dan apa-apa yang terjadi sesudahnya seperti yang kita ketahui kemudian adalah kisah yang penuh kebohongan propaganda Orde Baru. Tidak ada penyiksaan dan mutilasi para Jendral. Tidak ada pesta seks gila-gilaan Gerwani. Apa yang terjadi sesudahnya, seperti yang sudah banyak didokumentasikan dalam sejarah pasca tumbangnya rezim Soeharto, yang terjadi adalah kampanye pembantaian siapapun yang dicurigai sebagai PKI. Siapapun, bahkan yang bukan anggota PKI, menjadi korban. Tidak ada data yang pasti berapa yang terbunuh, kisarannya antara 100 ribu hingga 3 juta orang menjadi mayat. Tidak hanya itu, setidaknya 250 ribu orang disiksa, yang perempuan kadang diperkosa, dipenjara tanpa pengadilan, dibuang ke Pulau Buru, dan terpinggirkan karena dilarang bekerja sebagai anggota militer dan pegawai negeri sipil. Keluarga-keluarganya pun terkena imbas dan harus diperiksa apakah “bersih lingkungan.”

Sebagai pembuat film dokumenter, tentu saja Bung Warjo sebagai sosok serta background ’65 yang melatari kehidupan kelayapannya, kisahnya yang untuk bertahan hidup di Belanda mengharuskannya menjadi seorang pemotong kaca, juga koleksi buku dan arsip serta dokumen juga artefak yang demikian lengkap mengenai peristiwa 65, adalah yang hal yang tak mungkin saya lewatkan. Saya pun merekamnya. Semua ceritanya kami dengarkan sambil disela makan malam. Setelah selesai dengan riset visual yang saya rekam tersebut, kami pun tak kuasa untuk tak membongkar-bongkar koleksi Bung Wardjo. Ia menyimpan begitu banyak koleksi dokumen PKI dan Lekra.

Vandel bertuliskan Partai Komunis Indonesia warna merah yang diakui Bung Warjo sebagai pemberian dari teman yang mengunjunginya dulu di Tiongkok, sangat menyita perhatian kami. Bila vandel itu memang asli, maka sudah pasti itu merupakan artefak yang sangat berharga bagi Indonesia. Mungkin cuma tinggal satu-satunya yang tersisa! Maka berebutanlah kami mengambil gambar dan difoto dengan aneka pose unyu. Penuh senyum dan ekspresi kami sangat riang. Meski kemudian Bung Wardjo bercerita bahwa logo dalam vandel itu bukan logo PKI melainkan logo Tim Sepak Bola PKI, kami tak perduli. Sebelum pulang, bersama Bung Wadjo dan si Vandel, kami berfoto lagi.

Kronologi foto dan kemunculannya secara viral sebagai  foto yang telah direkayasa:

  • 20 Mei 2014 – Saya Tiba di Jakarta.

Perjalanan kunjungan saya di Eropa selesai sudah. Saya bertolak dari Bandara Frankfurt pada tanggal 19 Mei jam 21.35 waktu setempat, dan tiba di Jakarta pada tanggal 20 Mei 2014, jam 11.30 malam.

  • 21 Mei 2014 – Saya Meng-Upload 2 Foto Ketika Riset di Amsterdam pada tanggal 13 Mei.

Di antara sekian banyak moment yang telah saya lewatkan di Eropa, pertemuan dengan Pak Wardjo adalah pertemuan yang sangat berarti. Generasi yang secara umur berbeda jauh, dengan kisah perjuangan hidup masing-masing kami yang berbeda pula, akhirnya bertemu. Saya berjanji, suatu hari nanti entah kapan, ketika saya sudah punya uang, saya akan kembali dan akan membuat film dokumenter atau cerita visual tentang generasi seperti Pak Wardjo. Mereka yang tersingkir dan terus melihat Indonesia dari tepi yang jauh, penuh kerinduan, tapi tak bisa kembali meski mereka adalah orang Indonesia asli. Satu-satu, mereka meninggal di tanah asing, dengan ingatan yang masih selalu – sebagian besarnya – tak pernah melupakan Indonesia. Saya harus mencatat mereka sebelum generasi tersebut dan kisah-kisahnya yang bersejarah benar-benar hilang! Itu tekad saya. Generasi saya dan generasi yang berada di bawah saya harus tahu salah satu kisah kelam bangsanya yang telah abai dan membuang para putra-putrinya.

Mengetahui bahwa tak ada larangan untuk mendisplay props yang berkenaan dengan PKI sejauh tidak melanggar Tap MPRS XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan dan pembubaran PKI serta penyebaran faham komunis (sila lihat : https://www.mpr.go.id/pages/produk-mpr/ketetapan-mpr-ri/tap-mprs-nomor-xxvmprs1966) maka dengan riang saya pun meng-upload 2 foto ketika saya melakukan kunjungan riset di tempat Bung Wardjo.

Menurut saya, foto tersebut juga konteks di balik pengambilan foto itu, sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyebaran isu komunis. Dan andai saya seorang arkeolog, maka temuan berupa vandel tim sepak bola berlogo Partai Komunis Indonesia yang (semoga) asli itu, pastilah semacam menemukan artefak atau fosil kecil yang berharga. Saya ingin meng-upload nya di wall facebook saya.


  • 22 Mei 2014 – Bertemu teman di acara peluncuran Pondok Komunikasi Relawan Jokowi.

Setelah hampir 1,5 bulan meninggalkan Jakarta, dipenuh rasa ingin tahu yang luar biasa akan keadaan terkini situasi politik dalam negeri, saya mendatangi teman yang kebetulan sedang berada di peluncuran Pondok Komunikasi Relawan Jokowi. Dalam suasana hujan, saya pun berfoto. Malamnya ketika saya sampai di rumah, 4  foto tersebut saya unggah di wall facebook saya.

  • 31 Mei 2014 – Mengetahui untuk pertamakalinya bahwa foto saya telah direkayasa dan telah menyebar di Internet. 

Pukul 15.08,  melalui WhatsApp saya di-forward sebuah gambar dari Jerman. Pacar saya menyebut dia mendapat gambar tersebut dari seorang temannya sewaktu berkuliah di Jurusan Astronomi ITB. Temannya tersebut mengatakan bahwa gambar ini “nyebar dilapak [sic] sebelah,” tanpa menyebutkan lapak sebelah mana yang dimaksud. Ia sebut dia dapatkan gambar tersebut dari Twitter, dan ia katakan memperoleh gambar tersebut dari akun dengan handle Twitter kangsyam78, dengan catatan bahwa ada akun-akun lain yang menyebarkan dan kemungkinan ia bukanlah orang pertama.

Beberapa kali kami mengecek perkembangan dengan menggunakan google search image, tapi gambar tersebut telah menghilang dan nampaknya Kangsyam78 pun telah menghapus gambar tersebut.

Tentu saja reaksi pertama saya melihat foto-foto kami yang beda konteks tapi telah disatukan dan diberi teks gambar yang mengarahkan pada ajakan untuk tidak memilih capres Jokowi disertai teks lanjutan yangberisi fitnah tentang kami adalah PKI, sungguh membuat saya geram. Apa jadinya kalau keluarga saya melihat gambar tersebut dan tak mengerti konteks yang sebenarnya? Kenapa kami? Kenapa saya yang dilingkari dengan bulatan merah di kepala? Siapakah kamu atau kalian pembuat kampanye hitam ini? Apa tujuanmu?

Saya sangat ingin bertemu dan berbicara pada si pembuat kampanye pembodohan yang tak bertanggungjawab ini! Siapa yang mencuri foto-foto tersebut dari wall facebook saya?

  • 1 Juni 2014 – Gambar hasil rekayasa, akhirnya sampai secara viral di facebook saya sendiri.

Gambar dengan keterangan gambarnya yang tak relevan itu akhirnya secara viral benar-benar sampai di wall facebook saya. Arrie Chaniago, seorang bekas murid saya ketika saya masih mengajar di The Next Academy mengirimkan  2 kali foto tersebut di kolom komentar facebook dengan kalimat permintaan konfirmasi “Teh konfirmasi dong, saya dapet foto ini di twitter”. 


Saya cuma menjawab kurang lebih, “Saya kena black campaign tuh Arrie. Dari akun twitter siapa kamu dapet gambar ini?” Tapi  Arie tak pernah menjawab dia mendapat gambar tersebut dari Twitter siapa.

Selama dua hari kemunculan gambar ini, saya dan pacar saya selalu berdiskusi. Kami akhirnya bersepakat untuk mendiamkannya saja. Menanggapinya dengan heboh dan panik, adalah justru akan membuat keadaan semakin tak menguntungkan. Kami  berpendapat, cara terbaik meredam isu dan membuatnya hilang adalah dengan menganggap isu itu tiada. Saya pun mendiamkannya saja. Kami, hanya tertawa-tawa saja bila menanggapi orang yang kemudian bertubi menanyakan kebenaran foto hasil rekayasa pihak tak bertanggung jawab tersebut pada kami. Sesekali tentu saja kami masih heran, kok ada ya orang niat banget merangkai foto dan gambar dalam foto-foto dengan momen berbeda tersebut, lalu dijalin jadi satu dan direkatkan dengan teks display yang mengandung fitnah hingga menjadi sedemikian rupa?

Sebagaimana biasa yang terjadi dalam kasus KDRT atau sexual abuse, hal yang sama kami duga  sepertinya terjadi dalam kasus pencurian foto saya di Facebook. Karena saya melakukan privacy seting friend only  dimana yang bisa melihat gambar di wall Facebook saya adalah cuma hanya teman facebook saya, maka pasti pelaku pencurian pun adalah orang dekat : teman yang berada di facebook.

  • 21 Juni 2014 – Akun @Ronin1946 (reinkarnasi dari akun trio macan) menaikkan kembali gambar tersebut dan melakukan tweet serta me-retweet foto rekayasa alias menyebarkannya!

Karena kami diamkan dan acuhkan, meski diam-diam kami terus melakukan penyelidikan kecil tentang siapa terduga penyebar pertama foto rekayasa kami, kami tak pernah benar-benar menemukan bukti sampai kemudian foto tersebut terdistribusi secara brutal ketika disebarluaskan oleh Trio Macan yang pada saat itu telah berubah nama menjadi Ronin1946 pasca akun aslinya di-suspend. Pada saat ini Trio Macan/Ronin1946 rupanya telah memulai kampanye hitamnya untuk memfitnah Jokowi dan PDI-P sebagai komunis.

Tanggal 21 Juni 2014 seseorang memberitahu saya bahwa ini kemungkinan adalah cuitan pertama dia di Twitter yang memuat foto kami. Selanjutnya pada tanggal 22 Juni, post dimana dia sendiri secara sengaja memajang gambar itu dengan teks pengantar dari dia. 

Berkali-kali Trio Macan mengunggah foto tersebut, demi menakut-nakuti masyarakat mengenai “ancaman PKI”. Satu unggahan pada tanggal 25 Juni bahkan ada yang di-retweet hingga 2100-an akun. Selama berhari-hari, beberapa kali sehari, foto tersebut terus-menerus diunggah.

Sebelum tiba di tangan Trio Macan, akun yang kami duga pertama kali mengangkat foto tersebut kembali adalah orang dengan handle Twitter @okerockingland1 yang seolah-olah meng-RT sebuah akun dengan handle @lydia_stmorang. Anehnya handle @lydia_stmorang ini sebenarnya tidak ada dan selalu digunakan sebagai sumber “informasi-informasi” yang disebarkan Trio Macan.

Sebagaimana foto-foto viral lainnya, pada akhirnya semua berakhir di Kaskus, situs forum komunitas maya terbesar di Indonesia. Foto ini diunggah sebagai bagian dari pembicaraan mengenai foto-foto palsu yang dibuat terkait kampanye Pilpres. Juga beberapa link lainnya yang bisa dilihat disini :

http://m.kaskus.co.id/post/53b2844fbccb17813e8b4643
http://www.kaskus.co.id/thread/53b01072108b46476a8b4674/diskusistreaming-debat-cawapres-indonesia-29-juni-2014/30
http://www.kaskus.co.id/thread/539e3f1332e2e6e6068b4666/terungkap-brainwash-dengan-korban-terbanyak-sepanjang-sejarah-indonesia/10
http://pedulifakta.blogspot.com/2014/07/jargon-revolusi-mental-jokowi-yang.html
http://metafisis.net/category/aliran-sesat/
http://kabarpengamat.blogspot.com/2014/07/terkuaknya-pdip-dan-jokowi-telah.html#.U7oQtY2Sw7E

Sementara link berita yang paling sering disebar di facebook dengan memunculkan cover utama berupa wajah dan foto kami yang telah direkayasa seperti yang telah kami paparkan diatas, adalah sebuah situs berita abal-abal bernama suaranews.com
http://www.suaranews.com/2014/06/terkuaknya-pdip-dan-jokowi-telah.html

Selebihnya bila Anda melakukan pencarian di Google search image, maka akan terlihat 8-9 halaman yang memuat link yang berisi foto hasil rekayasa tersebut. Setiap waktu, tautan atau link tersebut bertambah dan bertambah karena penyebaran secara viral yang tak bertanggung jawab di dunia maya.

Catatan Tenang di Hari Tenang


Hampir setiap hari belakangan, saya mendapat pesan di facebook inbox, di whatssap, juga di blackberry messenger mengenai foto saya yang tersebar tersebut. Beberapa bahkan kerap melakukan direct posting dengan meletakkan berita-berita yang di dalamnya termuat foto kami, di wall facebook saya. Bila itu terjadi, saya langsung meng-hide tautan yang berisi gambar tersebut dari timeline facebook saya dan meminta maaf kepada yang melakukannya karena saya terpaksa harus melakukan itu untuk mencegah semakin menyebarnya foto tersebut. Kepada si pengirim berita yang rata-rata adalah teman yang perhatian dan merasa kaget dengan foto fitnahan, saya juga meminta dia untuk menghapusnya segera di timeline nya dan tak perlu menyebarkan lagi berita tersebut karena itulah yang diinginkan si penyebar!
Tak perduli gambar itu dipercaya atau tidak, dia ingin mahakaryanya tersebar! Membantu tersebarnya gambar tersebut meski dengan niat baik, adalah juga berati membantu suksesnya misi si pembuat foto rekayasa yang memiliki maksud tak elok sejak dari mula. 

Saya tidak ingin melaporkan akun trio macan atau siapapun yang telah menyebarkan dan merekayasa foto tersebut. Saya justru ingin bertemu dan berbicara. Ingin tahu apa yang sesungguhnya yang ingin dia lakukan? Kenapa harus saya? Benarkah saya adalah korban yang diambil secara random, ataukah ada motivasi-motivasi tertentu hingga diputuskan mencuri image saya? Apakah karena saya pendukung Jokowi yang kerap berteriak dan dengan maksud untuk membungkam supaya saya diam, maka teror ini dibikin?

Ck, ah!
Itu rasanya terlalu heroik.
Saya tidak semilitan itu….
Maka inilah yang saya inginkan kemudian. Saya ingin bertemu! 
Saya ingin kita bisa ngobrol dalam suasana yang santai. Karena begitu banyak yang ingin saya tanyakan pada kalian yang menyebarkan hal-hal seperti yang telah kalian lakukan pada saya. 

Saya tahu di pemilu capres 2014 ini, banyak korban kampanye hitam yang lain juga. Dengan kasus dan aneka modus serta fitnahannya masing-masing. Saya tidak sendiri. Maka untuk mengurangi dosa pelaku kampanye hitam tersebut, kepada siapapun yang melihat atau membaca postingan saya ini dan ia bukan pelaku atau bukan pula triomacan, saya MINTA BANTUAN UNTUK MENYEBARKAN TULISAN INI.  
Hanya dengan cara menyebarkan posting klarifikasi inilah, maka kemungkinan orang lain yang telah meng-unggah akan menurunkan ungguhannya setelah berita ini sampai ke dia, adalah harapan utama saya. Karena meski mungkin terdengar naif, saya masih berharap semoga gambar di blog inilah yang akan menjadi gambar paling akhir dimana foto kami diunggah dan lalu disandingkan antara foto asli milik saya semula yang disertai konteks awalnya kenapa fotonya demikian, dengan konteks foto hasil rekayasa yang sangat jauh penyimpangannya dari foto kami sesungguhnya. 

Kita tak bisa memotong kepala Hydra, tapi bisa meminta orang yang berniat baik untuk peduli…

Terima kasih.
Selamat tenang di hari tenang menjelang pencoblosan.

Published by Ucu Agustin

Indonesian documentary filmmaker based in Washington DC, United States, and Jakarta, Indonesia.

125 thoughts on “Catatan Seorang Korban Kampanye Hitam dari Relawan Non Partai, Kubu Capres Jokowi-JK

  1. Isu PKI ternyata masih laku dijual. Mayoritas pelaku sejarah waktu itu menyatakan apa yg digambarkan film pengkhianatan G30SPKI valid. Dan banyak tim hore yg cuma ikut2an ikut terjaring dlm penumpasan PKI. semoga tak terjadi lagi tragedi itu dimasa depan. Jadi hati2 dg isu sensitif ini.

    Like

  2. Juga tidak menutup kemungkinan yang membuat kampanye kampanye hitam adalah pihak pihak yang sengaja ingin membuat iklim politik di Indonesia saat ini menjadi kurang tenang, dengan memanfaatkan kelemahan, kekurangan dari masing masing Capres. Bagaimanapun juga PKI telah menjadi bagian sejarah kelam bangsa Indonesia tercinta ini, menjadi sensitif bagi setiap kalangan masyarakat. Memanfaatkan momentum PilPres menjadi ajang komunikasi terselubung bagi para paham komunis, dengan melihat perkembangan yang ada sekaligus menjadi usaha untuk mencoba menaikkan kembali nama komunis. Maka bijaksanalah dan berhati hati dalam menyingkapi apapun itu. Ada hal yang lebih penting, siapapun pemimpin negeri tidak ada yang sempurna dimata rakyatnya, namun yakinlah setiap seorang pemimpin mempunyai satu tujuan ingin memajukan bangsa ini dengan lebih baik lagi stelah mempelajari segala kebijakan yang masih harus di benahi setelah dipimpin oleh Presiden sebelumnya. Biarlah itu menjadi tugasnya. Kita sebagai warga negara yang beragama dan bermartabat harus yakin siapapun pemimpin Negeri itu sdh ada tulisan takdirnya (kehendak Tuhan, Allah SWT) maka wajib menghormati, mentaati segala kebijakannya (selama membawa kebaikan dan kebenaran). Saudara saudaraku, seandainya para pejuang kemerdekaan yang telah gugur bisa berkata kembali mungkin mereka akan mengatakan jangan mempermasalahkan siapa pemimpinnya tapi apa yang bisa kau perbuat untuk mengisi kemerdekaan ini. Maka fikirkanlah itu. Turut mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa . selamat hari tenang. Dan untuk besok selamat mengambil keputusan. Sekali merdeka tetap merdeka !.

    Like

  3. Heran… foto dengan atribut PKI kok bangga ya… di share di medsos pula… adanya black campaign tentang PKI ini 100% kesalahan anda… then live with it…

    Like

  4. Tremans, makasih atas support dan kerelaannya untuk tlah membagi cerita yang sebenarnya yang terjadi pada kami, di balik foto rekayasa yang kini telah tersebar viral. Dengan bantuan semuanya tuk share, semoga tulisan ini bisa viral juga…

    Like

  5. Sama? saya rasa berbeda.. kalau ini fitnah, tidak pernah terjadi, kalau ahmad dhani sudah memakai seragam mirip nazi jerman.

    Like

  6. Weleh weleh lha kemarin aja ada yg posting foto korban perampokan dikemang beberapa waktu yg lalu. Kemudian ft tersebut diberi keterangan kalo itu ft ibu2 yang abis dipukuli pendukung joko wi krn gara2 pakai kaos kubu sebelah. Padahal aslinya itu ft seorang bapak korban perampokan yg bernama mulyadi. Benar benar jahaaat…!!

    Like

  7. klo saya sih,saya laporkan polisi utk pencemaran nama baik, apalagi klo foto kita yg dipakai,klo emang benerr..

    Like

  8. Sabar ya MbaDoakan saja rakyat Indonesia masih terbuka hatinya untuk melihat mana yang benarTerlalu berat buat kubu Prabowo untuk memberikan kemenangan pada Jokowi karena bisnis raksasa mereka yang akan jadi taruhannya Mafia minyak : Hatta Rajasa, Riza ChalidNewmont, Freeport : ARBkasus Century : Ibas, SBYdan masih banyak lagiKali ini hanya kekuatan rakyat dan Tuhan yang benar2 bisa menangkis semua itu.Baru kali ini dalam Pilpres saya berdoa untuk salah satu capres yaitu Jokowi supaya menangTerlalu banyak black campaign kejam yang dilontarkan oleh PrabowoSaya juga ngga habis pikir, kenapa pendukung Prabowo segitunya mendukung Prabowo, padahal sudah jelas rekam jejak kelam. Bagaimanapun itu pilihan dan saya yakin pilihan itu juga mencerminkan karakter pribadi dari pemilih, jadi ngga bisa dipaksa

    Like

  9. lagian nekat juga foto2nya mba…hati2 atuh kalo foto2 apalagi issue iini sensitip bgt *lesson to learn*

    Like

  10. Menurut saya, orang yg menyangkutpautkan berita palsu tersebut dg kubu prabowo sbg penyebar juga merupakan kampanye hitam. Yg salah sini adalah pembuat berita palsu, nd mb ucu sendiri jg saya kira kurang bijak dalam menyaring foto2 yg pantas utk d share-kan, mengingat masa pki dlu dan disaat suasana sekarang sedang panas, wjar bnyak pihak akan mengambil kesempatan untuk mbuat bahan kericuhan. Mohon teman2 juga selektif memilih artikel yg pantas d share-kan.. jgn sampai satu orang pun rugi akbat tindakan one-click kita

    Like

  11. Media yg satu beritain ini itu percaya….yg satunya lg nyanggah n ada bukti..percaya,tar baca berita laen dgn topik yg sama..percaya lg.aneh bgt yaaa….media sosial loe percaya bro2…kalo loe pelaku n saksi sbnrnya,baru loe percaya…sakit!!!

    Like

  12. tidak ada keraguan? kayak di Quran gitu ya? jadi indikasi kalo Jokowi itu PKI itu adalah firman dari Tuhan sebagaimana halnya Kitab Suci Al Quran gitu? mohon klarifikasinya mas buat saya yang kurang pencerahan serta tidak bisa berlogika dengan baik ini Mas

    Like

  13. Sudah saya bantu sebarkan, semoga masalah ini cepat selesai Mbak. Mereka yang sudah terbrainwash masa orde baru sudah terlanjur tertanam di otaknya kalau PKI itu seperti yang kita terima saat sekolah dahulu. Mereka tidak betul-betul memahami bahwa apa dan siapa sebenarnya PKI itu. Jauh sebelum Indonesia Merdeka, sudah banyak yang dilakukan oleh PKI untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sampai sekarang apa yang mereka tinggalkan masih jelas seperti serikat buruh, serikat pekerja dan lainnya.Jika mereka berpikir PKI sejahat yang mereka pikirkan, mereka mungkin orang yang tidak betul-betul memahami sejarah pra-kemerdekaan Indonesia. Mereka hanya tahu 32 Tahun kemerdekaan versi Orde Baru. Jika kalian mengatakan PKI sejahat yang kalian pikir, secara tidak langsung kalian mengatakan Bapak Proklamator yang kita banggakan Ir. Sukarno juga jahat.Sejarah memang harus dan patut diluruskan kembali.Salam …

    Like

  14. Sudah saya bantu sebarkan, semoga masalah ini cepat selesai Mbak. Mereka yang sudah terbrainwash masa orde baru sudah terlanjur tertanam di otaknya kalau PKI itu seperti yang kita terima saat sekolah dahulu. Mereka tidak betul-betul memahami bahwa apa dan siapa sebenarnya PKI itu. Jauh sebelum Indonesia Merdeka, sudah banyak yang dilakukan oleh PKI untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sampai sekarang apa yang mereka tinggalkan masih jelas seperti serikat buruh, serikat pekerja dan lainnya.Jika mereka berpikir PKI sejahat yang mereka pikirkan, mereka mungkin orang yang tidak betul-betul memahami sejarah pra-kemerdekaan Indonesia. Mereka hanya tahu 32 Tahun kemerdekaan versi Orde Baru. Jika kalian mengatakan PKI sejahat yang kalian pikir, secara tidak langsung kalian mengatakan Bapak Proklamator yang kita banggakan Ir. Sukarno juga jahat.Sejarah memang harus dan patut diluruskan kembali.Salam …

    Like

  15. Udah, gak usah ditanggepin. Anggep aja, orang yg ngaku namanya Ari Laso itu teriak teriak di tengah perempatan sambil teranjang. karena jagonya kalah.

    Like

  16. boleh minta akun facebook'nya ? Mau membuktikan sendiri kalo emang foto\” ini uda ada mulai bulan mei. Ini sbenarnya foto anda yang di edit, atau anda yang edit foto ini biar tampil d FB ? Undian nomer urut presiden baru tgl 1 Juni kmrn kan ? Itu yg komen d FB knp uda ada yg profpict'nya pake nomer urut dua ? Padahal di situ tertulis May 21 ?

    Like

  17. Saya komen tentang black campaign (BC) yg marak sekali. Saya nulis ini untuk kita introspeksi lagi penilaian kita.1. BC dilakukan kubu P ke kubu J. Karena kubu P ingin menang dan cara tercepat adalah dengan menjatuhkan kubu J melalui BC. (Begiu juga sebaliknya, kubu J ke kubu P)2. BC dilakukan oleh kubu P/J sendiri. Karena mereka ingin mendapat simpati dari masyarakat dan menggirig opini bahwa mereka adalah \”VICTIM\” dari BC. (Karena banyak masyarakat akan berpikir siapa sih yg ingin membuat fitnah kepada diri sendiri)3. BC tidak dilakukan kubu P maupun kubu J. Tapi pihak diluar kubu P dan J yg punya kepentingan lain yg bisa jadi ingin memanfaatkan situasi dan mengambil keuntungan.Dan buat mbak Ucu, lain kali hati2 mbak untuk mengunggah foto2 seperti itu ke sosmed. Karena menurut saya hal2 yg berkaitan dengan PKI masih sangat sensitif untuk masyarakat Indonesia. Tidak semua orang mengerti kegiatan mbak yg sebenarnya ketika mbak mengunggah foto tersebut. Ketika foto tersebut tersebar bisa jadi orang2 (yg tidak termasuk teman2 mbak) berpikir bahwa anda mendukung PKI atau yg paling parah bahwa anda adalah PKI (maaf saya cuma memberi gambaran tidak menuduh). Apalagi ketika ada oknum yg sengaja memanfaatkan hal tersebut. Memang sekarang ini kita di zaman demokrasi. Tapi belum tentu hal2 tentang PKI dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat kita. Mohon lebih bijak dan peka mbak lain kali. Maaf jika ada kata2 yg menyinggung.

    Like

  18. Orang percaya apa yang mereka lihat. Foto yang baik2 aja bisa di sotosop seenak hati, apalagi foto yang gitu mbak. Ber medsos itu perlu hati2, foto diambil seenaknya aja dibilang udah biasa ==a… Keep your private things private.

    Like

  19. turut bersimpati mbae.. cuma satu hal yg ingin tak klarifikasi dari tulisan mba yang menyatakan tidak ada penyiksaan terhadap para pahlawan revolusi.. mohon diralat.. kisah aktivis pki yang mba angkat itu hanya dari salah satu sisi \”kekirian\”.. sorry to say saya terlalu cinta sama INDONESIA dan saya pribadi akan sekuat tenaga akan menghadang \”semangat\” Komunisme dan paham PKI kembali bertunas di indonesia.. salam NKRI -silamon-

    Like

  20. Pada ngomong komunis ini komunis itu, kayak ngerti aja. Kelamaan di cekokin buku sejarah sd sama film propaganda sih. Jangan cuma ngikutin dan denger kata orang, pernah hidup di jaman itu juga engga tp kebanyakan koar2. Coba gali lagi sejarah, temukan siapa yang pembantai sebenarnya. Saya ga pro sana sini, cuma mau menyadarkan soal sejarah sesungguhnya

    Like

  21. ..gak pd hidup di peristiwa65 tp percaya dibodohin orba…gak suka orba tp percaya cerita orba……org2 pintar disekolahin keluar dan akhirnya gak bs pulang lsg dianggap pki…Picik….

    Like

  22. Sudah jelas siapa maling yang teriak maling. Dan sudah jelas kelompok siapakah yang telah berani merubah simbol ideologi negara yaitu dasar negara Garuda Pancasila dimana didadanya terdapat lambang kelima silanya, diubah menjadi merah darah polos untuk dipakai sebagai simbol kampanye kelompok tsb. Apakah pantas mereka mengubah simbol kenegaraan ini ? Coba bayangkan seandainya kelompok rezim ini memerintah di negeri ini ? Masih adakah ke Bhineka Tunggal Ikaan yg sdh sejak lama kita jalankan dan hormati satu dengan yang lain ? Apakah ideologi negara ini yaitu Pancasila dapat dengan seenaknya diubah oleh kelompok Prabowo ? Melihat situasi ini saja saya merasa ngeri jika kelompok Prabowo yang berkuasa. Dimana letak keadilan hukum manakala si Rasyid anak Hatta Radjasa bisa bernafas lega terbebas dari hukuman setelah membunuh dengan menabrak orang sehingga menyebabkan hilangnya nyawa beberapa orang ? Sedangkan apriliani harus meringkuk di tahanan ? Siapakah yang sdh mempraktekkan ketidak adilan di negeri ini ? Sobat jawab saja dengan hari nurani…

    Like

  23. bro.. ane coba lurusin dikit..coba bro tengok garuda di ruang idang mpr dpr warnanya apa bro?.. atau yg termudah deh lihatin tuw duit yang ada di dompet bro ada gambar garudanya ga? nah klo dah nemu torang lihat warnanya 🙂 #memilihCerdas

    Like

  24. Sanggahan cerdas tapi tujuannya sama: membuat seolah itu buatan kubu prabowo…Pernah terpikir kalau itu fitnah? Semua black campaign itu buatan si kubu jokowi sendiri? Dengan tujuan mendeskreditkan lawan? Apakah petinju yang harus menang saat bertanding besok pagi malam ini mabuk mabukan dan main perempuan?Apa anda kira prabowo sebodoh itu? Pah poh lolak lolok ? Sehingga berlaku seperti itu? Atau anda yg harus cerdas melihat kedalam? Cerdaslah seperti anda cerdas mengutip mitologi yg anda agungkan, carilah esensi mitologi tersebut dan anda akan melihat bahwa mungkin kawan anda sendiri lah yang menjadikan anda tumbal… Kata orang sih jangan menilai hanya dari sampulnya… Baca bukunya apa isinya cocok gak dengan aslinya… Jangan jangan cuma retorika atau bahkan anda ikut jadi bagian sulap itu sendiri… Maaf hanya mencoba berfikir positif dan saya dilarang fitnah oleh agama saya gak ada salam tempel ampunan entah agama yang lain, jika anda benar sebagai korban alangkah baiknya jika anda mengajukan tuntutan melalui uu ite yang ada sekarang itu akan jauh lebih baik dan lebih menunjukkan bahwa anda adalah korban, gbu

    Like

  25. Saya pernah baca kalimat \”semakin sering 'kebohongan' tentang informasi itu di ucapkan/lontarkan maka semakin tinggi tingkat kepercayaan isi dari informasi 'kebohongan' itu sendiri. Setahu saya ini salah satu teknik berpolitik (maaf klo ada yg kurang ^^). Mungkin untuk mba, bisa menjadi lebih bijak dalam memposting sesuatu di dunia maya terutama foto/image, karena semua informasi yang dikirimkan di dunia maya sangat mudah untuk di akses. Semoga lebih sabar dan ikhlas..

    Like

  26. Pemberontakan PKI tahun 65 itu direkayasa (fiktif). Semua sudah tahu, kecuali Indonesia. Jadi isu apapun yang melibatkan PKI baik dulu maupun sekarang itu hanya HOAX (berita bohong). Keterlibatan resmi CIA sudah dibeberkan sejak tahun 2001 – 2008.Situs Bahasa Inggris:http://www.namebase.org/scott.htmlhttp://www.theguardian.com/world/2001/aug/01/indonesia.commentSitus Bahasa Indonesia:http://nusantaranews.wordpress.com/2009/07/30/amerika-serikat-dan-penggulingan-soekarno-1965-1967-1/

    Like

  27. Berfikir dan introfeksi dirilah Mbak Ucu. Karena anda mengambil photo bersama simbol2 PKI sambil angkat tangan pula seolah2 anda bangga dan mempromosikan PKI. Walaupun niat anda bukan demikian hanya diri anda dan Allah yang tahu. Sekali lagi introfeksi dirilah karena anda sebenarnya telah ditegur oleh Allah.

    Like

Leave a comment